PRE
EKLAMSI
Diajukan
untuk memenuhi tugas
Disusun
oleh:
Kelompok
4
IA
Desiana Putri
Mitsalina Durrah Judaty
Paradita Mulya Rizkiyani
Ratu F
Sari Dwi Agustini
Widi Ayuningtyas
AKADEMI
KEBIDANAN ‘AISYIYAH BANTEN
2012-2013
Jl. Raya
Cilegon KM. 8 Pejaten, Kramatwatu, Serang – Banten
Telp.
(0254) 233309 Fax. (0254) 233123
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan Makalah
ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “PRE EKLAMSI”.
Makalah ini berisikan
tentang kasus pre eklamsi yang berhubungan dengan teori Ernestine Wiedenbach.
Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima
kasih kepada Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Serang, 20 september 2012
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN
JUDUL.............................................................................................. i
KATAPENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1 Latar
Belakang Masalah..................................................................................... 1
1.2 Metode
Penulisan............................................................................................... 1
1.3 Tujuan
Penulisan................................................................................................ 2
1.4 Sistematika
Penulisan......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 3
2.1 Teori
Ernestine Wiedenbach.............................................................................. 3
BAB III
POKOK PEMBAHASAN..................................................................... 4
3.1 Pengertian
Pre Eklamsi...................................................................................... 4
3.2 Faktor
Penyebab Pre Eklamsi............................................................................ 4
3.3 Klasifikasi
Pre Eklamsi ..................................................................................... 7
3.4 Gejala Pre
Eklamsi............................................................................................. 8
3.5 Asuhan Pada
Pra Eklamsi.................................................................................. 9
BAB IV
PENUTUP ............................................................................................ 11
4.1 Kesimpulan...................................................................................................... 11
DAFTAR
PUSTAKA ......................................................................................... iv
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Teori
yang akan diulas adalah teori Ernestine
Wiedenbach,yaitu seorang toeritis dibidang keperawatan. Sebelum menjadi nurse
midwife,enerstine wiedenbach telah menjadi perawat selama 20 tahun. Kemudian
dia menyelesaikan kualifikasi nurse midwife pada tahun 1946. Dia adalah penulis
dari buku family centered martenity
nursing pada tahun 1958. Secara kebetulan pada saat yang bersamaan margaret
myles juga menulis dan merevisibukunya dengan versi inggris. Walaupun wiedenbach
pernah lama menjadi perawat tetapi bukunya ini ditulis waktu dia bekerja di
bagian kebidanan. Dan kelompok kami akan membahas masalah kehamilan yang
berkaitan dengan teori ini. Yaitu ‘’PRA EKLAMSI’’.
Pre eklamsi adalah keadaan dimana hipertensi disertai
dengan proteinuria, edema atau kedua-duanya yang terjadi akibat kehamilan
setelah minggu ke 20 atau kadang-kadang timbul lebih awal bila terdapat
perubahan hidatidiformis yang luas pada vili dan korialis. Pre Eklamsi Berat
(PEB) merupakan komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertensi
≥160/110 disertai protein urine dan atau edema, pada kehamilan 20 minggu atau
lebih.
1.2 METODE PENULISAN
Data penulisan makalah ini diperoleh
dengan metode studi kepustakaan. Metode studi kepustakaan yaitu suatu metode
dengan membaca telaah pustaka tentang kiat sukses membus perguruan tinggi
negeri. Selain itu, tim penulis juga memperoleh data dari internet.
1
1.3 TUJUAN PENULISAN
·
Untuk mengetahui kasus pre eklamsi yang berhubungan
dengan teori Ernestine Wiedenbach.
·
Untuk menambah pengetahuan mahasiswa dan pembaca.
1.4 SISTEMATIKA
PENULISAN
Makalah ini di susun meliputi :
BAB I :Terdiri atas
Latar belakang masalah,metode penulisan,tujuan penulisan, sistematika penulisan.
BAB II :Pembahasan
teori Ernestine
Wiedenbach,dan
menjelaskan masalah kehamilan yang berkaitan dengan teori Ernestine Wiedenbach.
BAB III :Kesimpulan.
BAB IV :Daftar Pustaka.
2
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1 Teori
Ernestine Wiedenbach
1. Sejarah Ernestine Wiedenbach
Ernestine Wiedenbach adalah seorang nurse-midwife yang juga teoritis
dibidang keperawatan. Ia bekualifikasi sebagai perawat pada tahun 1925, dan
menjadi nurse-midwife pada tahun
1946. Salah satu karya besarnya adalah kolaborasi dengan filsuf Dicoff dan James tahun 1960 ketika ia
menjadi mahasiswa di Yale University of
nursing.
2.
Konsep Kebidanan menurut Ernestine Wiedenbach:
1.
The agents
Empat
elemen dalam ´Clinical Nursing yaitu,
filosofi, tujuan, praktik dan seni. Selain itu juga dikemukakan tigapo dasar dalam filosofi keperawatan /kebidanan,
yaitu :
a.
Menghargai atas kehidupan yang telah diberikan
b.
Menghargai sebuah kehormatan, suatu yang berharga, otonomi dan individualisme pada setiap orang.
c.
Resolusi dalam menerapkan dinamisasi terhadap orang lain. Filosofi yang dikemukakan adalah tentang kebutuhan
ibudan bayi yang segera, untuk mengembangkan kebutuhan yang lebih luas yaitu
kebutuhan untuk persiapan menjadiorang tua.
2.
The recipient
Perawat atau bidan memberikan intervensi kepada
individu disesuaikan dengan situasi dan kebutuhan masing-masing. Kebutuhan
muncul karena adanya kondiksi tertentu, misalnya : kehamilan, persalinan, nifas
dan sebagainya. Recipient meliputi wanita, keluarga, dan masyarakat. Recipient
menurut Wiedenbach adalah individu yang mampu menentukan kebutuhannya akan
bantuan (a need for help).
3.
The goal/purpose
Konsep
Wiedenbach tujuan akhir dari perawatan “sebuah ukuran atau tindakan yang
diperlukan dan diinginkan seseorang dan berpotensi untuk merubah atau
memperpanjang kemampuan seseorang tersebut untuk mengatasi keterbatasan” (Danco et al., 1989cite wiedenbach·s (1964).
3
Disadari
bahwa kebutuhan masing-masing individu perlu diketahui sebelum menemukan goal.
Bila sudah diketahui kebutuhan ini, maka dapat diperkirakan goal yang akan
dicapai dengan mempertimbangkan tingkah laku fisik, emosional, atau fisiologis yang berbeda dari
kebutuhan masing-masing individu dengan memperhatikan tingkah laku fisik,
emosional, atau fisiologika.
4.
The means
Untuk mencapai tujuan dari asuhan kebidanan Wiedenbach
menentukan beberapa tahap yaitu:
a.
identifikasi kebutuhan klien
b. ministrastionyaitu
memberikan dukungan dalam pencarian pertolongan yang dibutuhkan.
c. Validation
yaitu bantuan yang diberikan sungguh merupakan bantuan yang dibutuhkan oleh
klien.
d. Co-ordination
adalah ketenangan yang direncanakan untuk memberikan bantuan
Untuk mengoptimal
tujuan tersebut diperlukan pengetahuan, keadilan dan ketrampilan. Metode untuk
mencapai asuhan kebidanan ada 4 (empat) tahapan:
a. Identifikasi
kebutuhan klien, memerlukan ketrampilan
dan ide
b. Memberikan
dukungan dalam mencapai pertolongan yang dibutuhkan
c. Memberikan
bantuan sesuai dengan kebutuhan
d. Mengkoordinasi
tenaga yang ada untuk memberikan bantuan
4
BAB III
POKOK PEMBAHASAN
POKOK PEMBAHASAN
3.1 Pengertian
Preeklamsi adalah penyakit dengan tanda-tanda
hipertensi, proteinuria, dan edema yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini
umumnya terjadi dalam triwulan ke tiga pada kehamilan, tetapi dapat terjadi
sebelumnya misalnya pada mola hidatidosa.Preeklampsia merupakan suatu kondisi
spesifik kehamilan dimana hipertensi terjadi setelah minggu ke-20 pada wanita
yang sebelumnya memiliki tekanan darah normal. Pre eklamsia adalah timbulnya
hipertensi disertai proteinnuria dan atau edema setelah umur kehamilan 20
minggu atau segera setelah persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum umur
kehamilan 20 minggu pada penyakit trofoblas. Pre eklamsia dapat dideskripsikan
sebagai kondisi yang tidak dapat diprediksi dan progresif serta berpotensi
mengakibatkan disfungsi dan gagal multi organ yang dapat mengganggu kesehatan
ibu dan berdampak negative pada lingkungan janin.
3.2
Faktor penyebab Pre Eklamsi
1) Peran prostasiklin dan trombiksan
Pada
preeklamsia didapatkan kerusakan pada endotel vaskular, sehingga terjadi
penurunan produksi prostsiklin (PGI 2) yang pada kehamilan normal meningkat,
aktifasi pengumpulan dan fibrinolisis, yang kemudian akan digant trombin dan
plasmin,trombin akan mengkonsumsi anti trombin III, sehingga terjadi deposit
fibrin. Aktifasi trombosit menyebabkan pelepasan tromboksan (TXA2) dan
serotonin, sehingga terjadi vasospasme dan kerusakan endotel (Rukiyah, 2010).
5
2) Peran faktor imunologis
Preeklamsia
sering terjadi pada kehamilan pertama dan tidak timbu lagi pada kehamilan
berikutnya. Hal ini dapat ditererangkan bahwa pada kehamilan pertama
pembentukan blocking antibodies terhadap antigen plasenta tidak sempurna, yang
semakin sempurna pada kehamilan berikutnya. Beberapa data yang mendukung adanya
sistem imun pada penderita PE-E, beberapa wanita dengan PE-E mempunyai komplek
imun dalam serum, beberapa studi juga mendapatkan adanya aktifasi sistem
komplemen pada PE-E diikuti proteinuria (Rukiyah, 2010).
3) Faktor genetik
Beberapa
bukti menunjukkan peran faktor genetik pada kejadian PE-E antara lain : (1)
preeklamsia hanya terjadi pada manusia; (2) terdapatnya kecenderungan
meningkatnya frekuensi PE-E pada anak-anak dari ibu yang menderita PE-E; (3)
kescenderungan meningkatnya frekuensi PE-E pada anak dan cucu ibu hamil dengan
riwayat PE-E dan bukan pada ipar mereka; (4) peran renin-angiotensin-aldosteron
sistem (RAAS) (Rukiyah, 2010).
Yang
jelas preeklamsia merupakan salah satu penyebab kematian pada ibu hamil,
disamping infeksi dan perdarahan, Oleh sebab itu, bila ibu hamil ketahuan
beresiko, terutama sejak awal kehamilan, dokter kebidanan dan kandungan akan
memantau lebih ketat kondisi kehamilan tersebut.
Beberapa penelitian
menyebutkan ada beberapa faktor yang dapat menunjang terjadinya preeklamsia dan
eklamsia. Faktor-faktor tersebut antara lain,gizi buruk, kegemukan, dan
gangguan aliran darah kerahim.
6
Faktor resiko
terjadinya preeklamsia, preeklamsia umumnya terjadi pada kehamilan yang pertama
kali, kehamilan di usia remaja dan kehamilan pada wanita diatas usia 40 tahun.
Faktor resiko yang lain adalah riwayat tekanan darah tinggi yang kronis sebelum
kehamilan, riwayat mengalami preeklamsia sebelumnya, riwayat preeklamsia pada
ibu atau saudara perempuan, kegemukan,mengandung lebih dari
satu orang bayi,
riwayat kencing manis, kelainan ginjal, lupus atau rematoid artritis
3.3 Klasifikasi
1) Pre-eklamsia ringan
Adalah timbulnya hipertensi disertai protein urin dan
atau edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah kehamilan.
Gejala ini dapat timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu pada penyakit
trofoblas (Rukiyah, 2010). Gejala klinis pre eklamsi ringan meliputi :
a) Kenaikan tekanan
darah sistol 30 mmHg atau lebih, diastol 15 mmHg atau lebih dari tekanan darah
sebelum hamil pada kehamilan 20 minggu atau lebih atau sistol 140 mmHg sampai
kurang 160 mmHg, diastol 90 mmHg sampai kurang 110 mmHg.
b) Edema pada pretibia,
dinding abdomen, lumbosakral, wajah atau tangan.
c) Proteinuria secara
kuantitatif lebih 0,3 gr/liter dalam 24 jam atau secara kualitatif positif 2.
d) Tidak disertai
gangguan fungsi organ
7
2) Pre-eklamsia berat
Adalah suatu komplikasi kehamilan yang di tandai
dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atu lebih disertai protein urin dan
atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih (Rukiyah, 2010).
Gejala dan tanda pre eklamsia berat :
a) Tekanan darah sistolik >160 dan diastolik >110
mmHg atau lebih.
b) Proteinuria > 3gr/liter/24 jam atau positif 3 atau
positif 4
c) Pemeriksaan kuatitatif bisa disertai dengan :
d) Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500 cc per 24
jam.
e) Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa
nyeri di epigastrium.
f) Terdapat edema paru dan sianosis.
g) Gangguan perkembangan intra uterin
h) Trombosit < 100.000/mm3
3.4
Gejala pre eklamsia
Biasanya
gejala pre eklmsia timbul dalam urutan : pertambahan berat badan yang lebih,
diikuti edema, hipertensi, dan akhirnya protein urin. Pada pre eklamsia ringan
tidak di temui gejala – gejala subyektif, namun menurut rukiyah (2010)
mengatakan:
1) Pre eklamsia Ringan
a) Kenaikan tekanan darh sistol 30 mmHg atau lebih
b) Kenaikan tekanan
diastole15 mmHg atau lebih dari tekanan darah sebelum hamil pada kehamilan 20
minggu atau lebih
c) Protein urin secara
kuantitatif lebih 0,3 gr/liter dalam 24 jam atau secara kualitatif positif 2
d) Edema pada pretebia, dinding abdomen, lumbosakral, dan
wajah
8
2) Pre eklamsia Berat
a) Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg
b) Tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg
c) Peningkatan kadar enzim hati/ikterus
d) Trombosit < 100.000/mm3
e) Oligouria < 400 ml/24 jam
f) Protein urin > 3 gr/liter
g) Nyeri epigastrium
h) Skotoma dan gangguan visus lain atau nyeri frontal
yang berat
i) Perdarahan retina
j) Edema pulmonum
3.6
Asuhan Pada Penderita Pre Eklamsi
Tujuan utama
penanganan ialah :
- Pencegahan terjadi pre-eklamsia berat dan eklamsia
- Melahirkan janin hidup
- Melahirkan janin dengan trauma sekecil kecilnya.
Pada dasarnya penanganan terdiri dari penanganan medik dan obstetrik.
Penanganan obstetrik ditujukan untuk melahirkan bayi pada saat yang optoimal yaitu sebvelum janin mati dalam kandungan akan tetapi sudah cukup matur untuk hidup di luar uterus.
Pada umumnya indikasi untuk merawat penderita pre-eklamsi di rumah sakit ialah
- tekanan darah siscol 140 mmHg atau lebih dan atau tekanan darah diastol 90 mmHg, protein +1 atau lebih.
- Kenaikan berat badan 1,5 Kg atau lebih dalam seminggu berulang
- Penambahan edema berlebihan tiba-tiba.
- Pencegahan terjadi pre-eklamsia berat dan eklamsia
- Melahirkan janin hidup
- Melahirkan janin dengan trauma sekecil kecilnya.
Pada dasarnya penanganan terdiri dari penanganan medik dan obstetrik.
Penanganan obstetrik ditujukan untuk melahirkan bayi pada saat yang optoimal yaitu sebvelum janin mati dalam kandungan akan tetapi sudah cukup matur untuk hidup di luar uterus.
Pada umumnya indikasi untuk merawat penderita pre-eklamsi di rumah sakit ialah
- tekanan darah siscol 140 mmHg atau lebih dan atau tekanan darah diastol 90 mmHg, protein +1 atau lebih.
- Kenaikan berat badan 1,5 Kg atau lebih dalam seminggu berulang
- Penambahan edema berlebihan tiba-tiba.
9
Penanganan
pre-eklamsia ringan
Istirahat di tempat tidur masih
merupakan terapi untuk penanganan pre-eklamsia. Istirahat dengan berbaring pada
posisi tubuh menyebabkan pengaliran darah ke plasenta meningkat, aliran darah
ke ginjal juga elbih banyak. Tekanan pada ekstermitas bawah turun dan resobsi
aliran darah tersebut bertambah. Selain itu juga mengurangi kebutuhan volume
darah yang beredar. Oleh sebab itu, dengan istirahat biasanya tekanan darah
turun dan adema berkurang. Pemberian fenobarbital 3 x 30mg sehari akan
meningkatkan penderita dan dapat juga menurunkan tekanan darah.
Pada
umunya pemberian diuretik dan anti hipertensi pada pre-eklamsia ringan
dianjurkan karena obat-obat tersebut tidak menghentikan proses penyakit dan juga tidak memperbaiki prognosis janin. Selain itu, pemakaian obat-obatan tersebut dapat menutupi tanda dan gejala pre eklamsia berat.
dianjurkan karena obat-obat tersebut tidak menghentikan proses penyakit dan juga tidak memperbaiki prognosis janin. Selain itu, pemakaian obat-obatan tersebut dapat menutupi tanda dan gejala pre eklamsia berat.
Setelah
keadaan normal, penderita dibolehkan pulang, akan tetapi harus dipaksa lebih
sering. Karena biasanya hamil sudah tua, persalinan tidak lama lagi. Bila
hipertensi menetap, penderita tetap tinggal dirumah sakit. Bila keadaan janin
mengizinkan, tunggu dengan melakukan induksi persalinan, sampai persalinan
cukup bulan atau > 37 minggu.
Beberapa kasus pre-eklamsia ringan tidak membaik dengan penanganan konservatif. Tekanan darah meningkat, retensi cairan dan proteinuria bertambah, walaupun penderita istirahat dengan pengobatan medik. Dalam hal ini pengakhiran kehamilan dilakukan walaupun janin masih prematur.
Beberapa kasus pre-eklamsia ringan tidak membaik dengan penanganan konservatif. Tekanan darah meningkat, retensi cairan dan proteinuria bertambah, walaupun penderita istirahat dengan pengobatan medik. Dalam hal ini pengakhiran kehamilan dilakukan walaupun janin masih prematur.
10
BAB IV
PENUTUP
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pre-eklamsi merupakan suatu disfungsi/ kerusakan sel endotel vaskuler
secara menyeluruh dengan penyebab multifaktor, seperti: imunologi, genetik, nutrisi(misalnya
defisiensi kalsium) dan lipid peroksidasi. Kemudian berlanjut dengan gangguan
keseimbangan hormonal prostanoid yaitu peningkatan vasokonstriktor (terutama
tromboxan) dan penurunan vasodilator (prostasiklin), peningkatan sensitivitas
terhadap vasokonstriktor agregasi platelet (trombogenik), koagulopati dan
aterogenik. Perubahan level seluler dan biomolekuler di atas telah dideteksi
pada umur kehamilan 18-20minggu, selanjutnya sekurang-kurangnya umur kehamilan
24 minggu dapat diikuti perubahan/ gejala klinis seperti hipertensi, oedema dan
proteiuria.
11
DAFTAR PUSTAKA
· Adsence. 2012.
http://www.jurnalskripsi.net/hubungan-paritas-dan-usia-ibu-dengan-kejadian-pre-eklampsia-berat-peb/2012/4873/
(Diakses tanggal 06 April 2012 )
·
Bobak, Lowdermik, jansen. 2004. Buku
Ajar keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC
·
Boyle, Maureen. 2007. Buku Saku Bidan
Kedaruratan Dalam Persalinan. Jakarta: EGC
·
Chapman, Vicky. 2006. Asuhan Kebidanan
Persalinan Dan Kelahiran. Jakarta: EGC
·
Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan
Maternitas. Jakarta: Salemba Medika
·
Mochtar, rustam. 2007. Sinopsis
Obstetri. Jakarta : EGC Medika
·
Woro, Dyah. 2012.
http://alumni.unair.ac.id/detail.php?id=59119&faktas =Kedokteran
·
Winkjosastro, Hanifa. 2006. Ilmu
Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
iv
Tidak ada komentar:
Posting Komentar