Jumat, 21 September 2012

MAKALAH PRE EKLAMSI


PRE EKLAMSI
Diajukan untuk memenuhi tugas






Disusun oleh:
Kelompok 4
IA

Desiana Putri
Mitsalina Durrah Judaty
Paradita Mulya Rizkiyani
Ratu F
Sari Dwi Agustini
Widi Ayuningtyas






AKADEMI KEBIDANAN ‘AISYIYAH BANTEN
2012-2013
Jl. Raya Cilegon KM. 8 Pejaten, Kramatwatu, Serang – Banten
Telp. (0254) 233309 Fax. (0254) 233123




KATA PENGANTAR



Puji syukur Kami  panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “PRE EKLAMSI”.

Makalah ini berisikan tentang kasus pre eklamsi yang berhubungan dengan teori Ernestine Wiedenbach.
          
            Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami  harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
        
             Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.



                                                                   Serang, 20 september 2012





                                                                     

                                                                      Penyusun


ii



DAFTAR ISI


Halaman
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
KATAPENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................  iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1  Latar Belakang Masalah..................................................................................... 1
1.2  Metode Penulisan............................................................................................... 1
1.3  Tujuan Penulisan................................................................................................ 2
1.4  Sistematika Penulisan......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 3
2.1  Teori Ernestine Wiedenbach.............................................................................. 3

BAB III POKOK PEMBAHASAN..................................................................... 4
3.1  Pengertian Pre Eklamsi...................................................................................... 4
3.2  Faktor Penyebab Pre Eklamsi............................................................................ 4
3.3  Klasifikasi Pre Eklamsi ..................................................................................... 7
3.4  Gejala Pre Eklamsi............................................................................................. 8
3.5  Asuhan Pada Pra Eklamsi.................................................................................. 9


BAB IV PENUTUP ............................................................................................ 11
4.1  Kesimpulan...................................................................................................... 11


DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... iv


iii


BAB I
PENDAHULUAN

1.1               Latar Belakang Masalah

          Teori yang akan diulas adalah teori Ernestine Wiedenbach,yaitu seorang toeritis dibidang keperawatan. Sebelum menjadi nurse midwife,enerstine wiedenbach telah menjadi perawat selama 20 tahun. Kemudian dia menyelesaikan kualifikasi nurse midwife pada tahun 1946. Dia adalah penulis dari buku family  centered martenity nursing pada tahun 1958. Secara kebetulan pada saat yang bersamaan margaret myles juga menulis dan merevisibukunya dengan versi inggris. Walaupun wiedenbach pernah lama menjadi perawat tetapi bukunya ini ditulis waktu dia bekerja di bagian kebidanan. Dan kelompok kami akan membahas masalah kehamilan yang berkaitan dengan teori ini. Yaitu ‘’PRA EKLAMSI’’.

Pre eklamsi adalah keadaan dimana hipertensi disertai dengan proteinuria, edema atau kedua-duanya yang terjadi akibat kehamilan setelah minggu ke 20 atau kadang-kadang timbul lebih awal bila terdapat perubahan hidatidiformis yang luas pada vili dan korialis. Pre Eklamsi Berat (PEB) merupakan komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertensi ≥160/110 disertai protein urine dan atau edema, pada kehamilan 20 minggu atau lebih.

1.2       METODE PENULISAN
  Data penulisan makalah ini diperoleh dengan metode studi kepustakaan. Metode studi kepustakaan yaitu suatu metode dengan membaca telaah pustaka tentang kiat sukses membus perguruan tinggi negeri. Selain itu, tim penulis juga memperoleh data dari internet. 
1


1.3       TUJUAN PENULISAN
·         Untuk mengetahui kasus pre eklamsi yang berhubungan dengan teori Ernestine Wiedenbach.
·         Untuk menambah pengetahuan mahasiswa dan pembaca.

1.4       SISTEMATIKA PENULISAN
Makalah ini di susun meliputi :
BAB I :Terdiri atas Latar belakang masalah,metode penulisan,tujuan penulisan, sistematika penulisan.

BAB II            :Pembahasan teori Ernestine Wiedenbach,dan menjelaskan masalah kehamilan yang berkaitan dengan  teori Ernestine Wiedenbach.

BAB III :Kesimpulan.

BAB IV :Daftar Pustaka.





2



BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Teori Ernestine Wiedenbach


1.  Sejarah Ernestine Wiedenbach
            Ernestine Wiedenbach adalah seorang nurse-midwife yang juga teoritis dibidang keperawatan. Ia bekualifikasi sebagai perawat pada tahun 1925, dan menjadi nurse-midwife pada tahun 1946. Salah satu karya besarnya adalah kolaborasi dengan filsuf Dicoff dan James tahun 1960 ketika ia menjadi mahasiswa di Yale University of nursing.

2. Konsep Kebidanan menurut Ernestine Wiedenbach:

1.      The agents
Empat elemen dalam ´Clinical Nursing yaitu, filosofi, tujuan, praktik dan seni. Selain itu juga dikemukakan tigapo  dasar dalam filosofi keperawatan /kebidanan, yaitu :
a.       Menghargai atas kehidupan yang telah diberikan
b.      Menghargai sebuah kehormatan, suatu yang berharga, otonomi dan     individualisme pada setiap orang.
c.       Resolusi dalam menerapkan dinamisasi terhadap orang lain. Filosofi  yang dikemukakan adalah tentang kebutuhan ibudan bayi yang segera, untuk mengembangkan kebutuhan yang lebih luas yaitu kebutuhan untuk persiapan menjadiorang tua.

2.      The recipient
Perawat atau bidan memberikan intervensi kepada individu disesuaikan dengan situasi dan kebutuhan masing-masing. Kebutuhan muncul karena adanya kondiksi tertentu, misalnya : kehamilan, persalinan, nifas dan sebagainya. Recipient meliputi wanita, keluarga, dan masyarakat. Recipient menurut Wiedenbach adalah individu yang mampu menentukan kebutuhannya akan bantuan (a need for help).

3.      The goal/purpose
Konsep Wiedenbach tujuan akhir dari perawatan “sebuah ukuran atau tindakan yang diperlukan dan diinginkan seseorang dan berpotensi untuk merubah atau memperpanjang kemampuan seseorang tersebut untuk mengatasi keterbatasan” (Danco et al., 1989cite wiedenbach·s (1964).

3


Disadari bahwa kebutuhan masing-masing individu perlu diketahui sebelum menemukan goal. Bila sudah diketahui kebutuhan ini, maka dapat diperkirakan goal yang akan dicapai dengan mempertimbangkan tingkah laku fisik,  emosional, atau fisiologis yang berbeda dari kebutuhan masing-masing individu dengan memperhatikan tingkah laku fisik, emosional, atau fisiologika.

4.      The means
Untuk mencapai tujuan dari asuhan kebidanan Wiedenbach menentukan beberapa tahap yaitu:
a.         identifikasi kebutuhan klien
b.        ministrastionyaitu memberikan dukungan dalam pencarian pertolongan yang dibutuhkan.
c.        Validation yaitu bantuan yang diberikan sungguh merupakan bantuan yang dibutuhkan oleh klien.
d.       Co-ordination adalah ketenangan yang direncanakan untuk memberikan bantuan

Untuk mengoptimal tujuan tersebut diperlukan pengetahuan, keadilan dan ketrampilan. Metode untuk mencapai asuhan kebidanan ada 4 (empat) tahapan:
a.      Identifikasi kebutuhan  klien, memerlukan ketrampilan dan ide
b.     Memberikan dukungan dalam mencapai pertolongan yang  dibutuhkan
c.      Memberikan bantuan sesuai dengan kebutuhan
d.     Mengkoordinasi tenaga yang ada untuk memberikan bantuan



















4


BAB III
POKOK PEMBAHASAN

3.1       Pengertian

Preeklamsi adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, proteinuria, dan edema yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke tiga pada kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya misalnya pada mola hidatidosa.Preeklampsia merupakan suatu kondisi spesifik kehamilan dimana hipertensi terjadi setelah minggu ke-20 pada wanita yang sebelumnya memiliki tekanan darah normal. Pre eklamsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinnuria dan atau edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu pada penyakit trofoblas. Pre eklamsia dapat dideskripsikan sebagai kondisi yang tidak dapat diprediksi dan progresif serta berpotensi mengakibatkan disfungsi dan gagal multi organ yang dapat mengganggu kesehatan ibu dan berdampak negative pada lingkungan janin.

3.2       Faktor penyebab Pre Eklamsi

1) Peran prostasiklin dan trombiksan
Pada preeklamsia didapatkan kerusakan pada endotel vaskular, sehingga terjadi penurunan produksi prostsiklin (PGI 2) yang pada kehamilan normal meningkat, aktifasi pengumpulan dan fibrinolisis, yang kemudian akan digant trombin dan plasmin,trombin akan mengkonsumsi anti trombin III, sehingga terjadi deposit fibrin. Aktifasi trombosit menyebabkan pelepasan tromboksan (TXA2) dan serotonin, sehingga terjadi vasospasme dan kerusakan endotel (Rukiyah, 2010).

5


2) Peran faktor imunologis
Preeklamsia sering terjadi pada kehamilan pertama dan tidak timbu lagi pada kehamilan berikutnya. Hal ini dapat ditererangkan bahwa pada kehamilan pertama pembentukan blocking antibodies terhadap antigen plasenta tidak sempurna, yang semakin sempurna pada kehamilan berikutnya. Beberapa data yang mendukung adanya sistem imun pada penderita PE-E, beberapa wanita dengan PE-E mempunyai komplek imun dalam serum, beberapa studi juga mendapatkan adanya aktifasi sistem komplemen pada PE-E diikuti proteinuria (Rukiyah, 2010).
3) Faktor genetik
Beberapa bukti menunjukkan peran faktor genetik pada kejadian PE-E antara lain : (1) preeklamsia hanya terjadi pada manusia; (2) terdapatnya kecenderungan meningkatnya frekuensi PE-E pada anak-anak dari ibu yang menderita PE-E; (3) kescenderungan meningkatnya frekuensi PE-E pada anak dan cucu ibu hamil dengan riwayat PE-E dan bukan pada ipar mereka; (4) peran renin-angiotensin-aldosteron sistem (RAAS) (Rukiyah, 2010).

Yang jelas preeklamsia merupakan salah satu penyebab kematian pada ibu hamil, disamping infeksi dan perdarahan, Oleh sebab itu, bila ibu hamil ketahuan beresiko, terutama sejak awal kehamilan, dokter kebidanan dan kandungan akan memantau lebih ketat kondisi kehamilan tersebut.

Beberapa penelitian menyebutkan ada beberapa faktor yang dapat menunjang terjadinya preeklamsia dan eklamsia. Faktor-faktor tersebut antara lain,gizi buruk, kegemukan, dan gangguan aliran darah kerahim.




6


Faktor resiko terjadinya preeklamsia, preeklamsia umumnya terjadi pada kehamilan yang pertama kali, kehamilan di usia remaja dan kehamilan pada wanita diatas usia 40 tahun. Faktor resiko yang lain adalah riwayat tekanan darah tinggi yang kronis sebelum kehamilan, riwayat mengalami preeklamsia sebelumnya, riwayat preeklamsia pada ibu atau saudara perempuan, kegemukan,mengandung lebih dari
satu orang bayi, riwayat kencing manis, kelainan ginjal, lupus atau rematoid artritis

3.3            Klasifikasi

1) Pre-eklamsia ringan
Adalah timbulnya hipertensi disertai protein urin dan atau edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah kehamilan. Gejala ini dapat timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu pada penyakit trofoblas (Rukiyah, 2010). Gejala klinis pre eklamsi ringan meliputi :

a) Kenaikan tekanan darah sistol 30 mmHg atau lebih, diastol 15 mmHg atau lebih dari tekanan darah sebelum hamil pada kehamilan 20 minggu atau lebih atau sistol 140 mmHg sampai kurang 160 mmHg, diastol 90 mmHg sampai kurang 110 mmHg.                       
b) Edema pada pretibia, dinding abdomen, lumbosakral, wajah atau tangan.
c) Proteinuria secara kuantitatif lebih 0,3 gr/liter dalam 24 jam atau secara kualitatif positif 2.
d) Tidak disertai gangguan fungsi organ



7


2) Pre-eklamsia berat
Adalah suatu komplikasi kehamilan yang di tandai dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atu lebih disertai protein urin dan atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih (Rukiyah, 2010).
Gejala dan tanda pre eklamsia berat :
a) Tekanan darah sistolik >160 dan diastolik >110 mmHg atau lebih.
b) Proteinuria > 3gr/liter/24 jam atau positif 3 atau positif 4
c) Pemeriksaan kuatitatif bisa disertai dengan :
d) Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500 cc per 24 jam.
e) Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri di epigastrium.
f) Terdapat edema paru dan sianosis.
g) Gangguan perkembangan intra uterin
h) Trombosit < 100.000/mm3
3.4       Gejala pre eklamsia

          Biasanya gejala pre eklmsia timbul dalam urutan : pertambahan berat badan yang lebih, diikuti edema, hipertensi, dan akhirnya protein urin. Pada pre eklamsia ringan tidak di temui gejala – gejala subyektif, namun menurut rukiyah (2010) mengatakan:
1) Pre eklamsia Ringan
a) Kenaikan tekanan darh sistol 30 mmHg atau lebih
b) Kenaikan tekanan diastole15 mmHg atau lebih dari tekanan darah sebelum hamil pada kehamilan 20 minggu atau lebih
c) Protein urin secara kuantitatif lebih 0,3 gr/liter dalam 24 jam atau secara kualitatif positif 2
d) Edema pada pretebia, dinding abdomen, lumbosakral, dan wajah



8


2) Pre eklamsia Berat
a) Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg
b) Tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg
c) Peningkatan kadar enzim hati/ikterus
d) Trombosit < 100.000/mm3
e) Oligouria < 400 ml/24 jam
f) Protein urin > 3 gr/liter
g) Nyeri epigastrium
h) Skotoma dan gangguan visus lain atau nyeri frontal yang berat
i) Perdarahan retina
j) Edema pulmonum

3.6                Asuhan Pada Penderita Pre Eklamsi

Tujuan utama penanganan ialah :
- Pencegahan terjadi pre-eklamsia berat dan eklamsia
- Melahirkan janin hidup
- Melahirkan janin dengan trauma sekecil kecilnya.
Pada dasarnya penanganan terdiri dari penanganan medik dan obstetrik.
Penanganan obstetrik ditujukan untuk melahirkan bayi pada saat yang optoimal yaitu sebvelum janin mati dalam kandungan akan tetapi sudah cukup matur untuk hidup di luar uterus.
Pada umumnya indikasi untuk merawat penderita pre-eklamsi di rumah sakit ialah
- tekanan darah siscol 140 mmHg atau lebih dan atau tekanan darah diastol 90 mmHg, protein +1 atau lebih.
- Kenaikan berat badan 1,5 Kg atau lebih dalam seminggu berulang
- Penambahan edema berlebihan tiba-tiba.
9

Penanganan pre-eklamsia ringan
            Istirahat di tempat tidur masih merupakan terapi untuk penanganan pre-eklamsia. Istirahat dengan berbaring pada posisi tubuh menyebabkan pengaliran darah ke plasenta meningkat, aliran darah ke ginjal juga elbih banyak. Tekanan pada ekstermitas bawah turun dan resobsi aliran darah tersebut bertambah. Selain itu juga mengurangi kebutuhan volume darah yang beredar. Oleh sebab itu, dengan istirahat biasanya tekanan darah turun dan adema berkurang. Pemberian fenobarbital 3 x 30mg sehari akan meningkatkan penderita dan dapat juga menurunkan tekanan darah.
            Pada umunya pemberian diuretik dan anti hipertensi pada pre-eklamsia ringan 
dianjurkan karena obat-obat tersebut tidak menghentikan proses penyakit dan juga tidak memperbaiki prognosis janin. Selain itu, pemakaian obat-obatan tersebut dapat menutupi tanda dan gejala pre eklamsia berat.
            Setelah keadaan normal, penderita dibolehkan pulang, akan tetapi harus dipaksa lebih sering. Karena biasanya hamil sudah tua, persalinan tidak lama lagi. Bila hipertensi menetap, penderita tetap tinggal dirumah sakit. Bila keadaan janin mengizinkan, tunggu dengan melakukan induksi persalinan, sampai persalinan cukup bulan atau > 37 minggu.
Beberapa kasus pre-eklamsia ringan tidak membaik dengan penanganan konservatif. Tekanan darah meningkat, retensi cairan dan proteinuria bertambah, walaupun penderita istirahat dengan pengobatan medik. Dalam hal ini pengakhiran kehamilan dilakukan walaupun janin masih prematur.




10


BAB IV
PENUTUP

3.1       Kesimpulan

            Pre-eklamsi merupakan suatu disfungsi/ kerusakan sel endotel vaskuler secara menyeluruh dengan penyebab multifaktor, seperti: imunologi, genetik, nutrisi(misalnya defisiensi kalsium) dan lipid peroksidasi. Kemudian berlanjut dengan gangguan keseimbangan hormonal prostanoid yaitu peningkatan vasokonstriktor (terutama tromboxan) dan penurunan vasodilator (prostasiklin), peningkatan sensitivitas terhadap vasokonstriktor agregasi platelet (trombogenik), koagulopati dan aterogenik. Perubahan level seluler dan biomolekuler di atas telah dideteksi pada umur kehamilan 18-20minggu, selanjutnya sekurang-kurangnya umur kehamilan 24 minggu dapat diikuti perubahan/ gejala klinis seperti hipertensi, oedema dan proteiuria.


           











11



DAFTAR PUSTAKA


·    Adsence. 2012. http://www.jurnalskripsi.net/hubungan-paritas-dan-usia-ibu-dengan-kejadian-pre-eklampsia-berat-peb/2012/4873/ (Diakses tanggal 06 April 2012 )
·  Bobak, Lowdermik, jansen. 2004. Buku Ajar keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC
·  Boyle, Maureen. 2007. Buku Saku Bidan Kedaruratan Dalam Persalinan. Jakarta: EGC
·  Chapman, Vicky. 2006. Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Kelahiran. Jakarta: EGC
·  Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika
·  Mochtar, rustam. 2007. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC  Medika
·  Woro, Dyah. 2012. http://alumni.unair.ac.id/detail.php?id=59119&faktas =Kedokteran
·  Winkjosastro, Hanifa. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka















iv

Tidak ada komentar: