Kamis, 08 November 2012

Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Nilai Dan Budaya


Membahas tentang :
1.   Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Nilai Dan Budaya
2.   Perbedaan Nilai dan Moral
3.   Pandangan dari nilai masyarakat terhadap individu, keluarga dan masyarakat

Pembahasan :


Definisi Budaya
Budaya adalah pengetahuan, cara hidup, kebiasaan, nilai dan norma serta perangkat sosial yang dimiliki dan berkembang dalam sekelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.  Budaya ini dapat berupa materi abstrak, konkret maupun fisik. Secara langsung maupun tidak langsung, budaya akan sangat berpengaruh pada kesehatan masyarakat yang menganut suatu budaya. Hal ini dikarenakan budaya sangat berkaitan dengan pola-pola hidup, pola pikir, kebiasaan dan pandangan dalam suatu masyarakat.
Indonesia yang yang terdiri dari beragam etnis tentu memiliki banyak budaya dalam masyarakatnya. Terkadang, budaya suatu etnis dengan etnis yang lain dapat berbeda jauh. Hal ini menyebabkan suatu budaya yang positif, dapat dianggap budaya negatif di etnis lainnya. Sehingga tidaklah mengherankan jika permasalahan kesehatan di Indonesia begitu kompleksnya.


A.     Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan nilai budaya.
                                                                                   
Menurut Munandar Sulaiman (1992), faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan perkembangan nilai budaya adalah :
1.       Jarak komunikasi antara kelompok etnis.
Masih terdapat jarak komunikasi antara kelompok etnis, hal yang sering menimbulkan konflik budaya seseorang yang bergerak dari satu kelompiok etnis ke kelompok etnis yang lain. Contoh migdrasi ke kelompok etnis yang berbeda mungkin menimbulkan pergeseran sistem nilai budaya yang sudah ada di daerah kelompok etnis penduduk asli, misalnya menganggap rendah status etnis pendatang (negatif), tetapi mungkin juga etnis pendatang menjadi penggerak pembangunan di daerah kelompok etnis penduduk asli (positif).
2.       Pelaksanaan pembangunan.
Pelaksanaan pembangunan yang terus menerus akan dapat merubah sistem nilai ke arah yang positif dan negatif.

Ø  Pergeseran sistem nilai yang mengarah ke perbaikan antara lain :
a.       Pola hidup tradisional, dan bertaraf lokal yang berbau mistis, berubah menjadi pola hidup modern bertaraf nasional-internasional yang berbasis ilmu pengetahuan dan teklnologi.
b.      Pola hidup sederhana yang hanya bergantung pada alam lingkungan, meningkat menjadi pola hidup modern yang mampu menguasai alam lingkungan dengan dukungan prasarana dan sarana serta teknologi.
c.       Pola hidup makmur yang hanya kecukupan sandang, pangan, dan perumahan meningkat menjadi pola hidup makmur dan juga sehat, teratur, bersih dan senang serta aman sesuai dengan standar menurut ilmu pengetahuan dan teknologi.
d.      Kemampuan kerja yang hanya berbasis kekuatan fisik dan pengalaman, meningkat menjadi kemampuan kerja berbasis keahlian, dan ketrampilan yang didukung teknologi.

Ø  Pergeseran sitem nilai yang mengarah negatif antara lain :
a.       Penggusuran hak milik seseorang untuk kepentingan pembangunan tanpa prosedur hukum yang pasti dan tanpa ganti kerugian yang layak, bahkan tanpa ganti kerugian sama sekali.
b.      Mengurangi atau meniadakan arti kemanusiaan seseorang memandang manusia sebagai obyek sasaran yang selalu dikenai penertiban, serta hak asasinya tidak dihargai.
c.       Tindakan sewenang-wenang dan tidak ada kepastian hukum dalam hubungan antara penguasa / pejabat / majikan dengan rakyat bawahan /buruh.

 Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat menimbulkan konflik dengan tata nilai budaya yang sudah ada, perubahan kondisi kehidupan manusia, sehingga manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yang telah diciptakan.Hal ini merupakan akibat sifat ambivalen teknologi yang selain memiliki segi positif, juga memiliki segi negatif.Sebagai dampak negatif teknologi, manusia menjadi resah.Keresahan manusia muncul akibat adanya benturan nilai teknologi modern dengan nilai-nilai tradisional (konvensional).Ilmu pengetahuan dan teklnologi berpihjak pada suatu kerangka budaya.Kontak budaya yang ada dengan budaya asing menimbulkan perubahan orientasi budaya yang mengakibatkan perubahan sistem nilai budaya.




B.     Perbedaan nilai dan moral

1.      Pengertian Nilai
Nilai merupakan kumpulan sikap perasaan ataupun anggapan terhadap sesuatu hal mengenai baik-buruk, benar-salah, patut-tidak patut, mulia-hina, maupun penting atau tidak penting.Dalam kenyataannya orang dapat saja mengembangkan perasaannya sendiri yang mungkin saja berbeda dengan perasaan sebagian besar warga masyarakat. Kenyataan ini melahirkan adanyanilai individual, yakni nilai-nilai yang dianut oleh individu sebagai sebagai orang perorangan yang mungkin saja selaras dengan nilai-nilai yang dianut oleh orang lain, tetapi dapat pula berbeda atau bahkan bertentangan. Adapun nilai-nilai yang dianut oleh sebagian warga masyarakat dinamakannilai sosial.Berikut dikemukakan beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli mengenai nilai sosial :

1.      Kimball Young, nilai sosial adalah asumsi abstrak dan sering tidak disadari tentang apa yang benar dan apa yang penting.
2.       A. W. Green : nilai sosial adalah kesadaran yang secara relatif berlangsung disertai emosi terhadap obyek.
3.      Woods: nilai sosial merupakan petunjuk-petunjuk umum yang telah berlangsung lama yang mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.

·        Jenis-jenis nilai
1.        Nilai material, yakni meliputi berbagai konsepsi mengenai segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia.
2.        Nilai vital, yaitu meliputi bergai konsepsi yang berkaitan dengan segala sesuatu yang berguna bagi manusia dalam melaksanakan berbagai aktivitas.
3.      Nilai kerohanian, yaitu meliputi berbagai konsepsi yang berkaitan dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan kebutuhan rohani manusia seperti :
a)      Nilai kebenaran, yakni yang bersumber pada akal manusia (cipta)
b)       Nilai keindahan, yakni nilai yang bersumber pada unsur perasaan(estetika)
c)      Nilai moral, yakni yang bersumber pada unsur kehendak (karsa) dan
d)      Nilai keagamaan, (religiusitas), yakni nilai yang bersumber pada revelasi (wahyu) dari Tuhan.
·        Ciri-ciri nilai social
a.       Nilai merupakan konstruksi masyarakat yang tercipta melalui interaksi di antara para anggota masyarakat. Nilai tercipta secara sosial bukan secara biologis ataupun bawaan lahir.
b.      Nilai sosial diimbaskan. Nilai dapat diteruskan dan diimbaskan dari satu orang atau kelompok ke orang atau kelompok lain melalui berbagai macam proses sosial seperti kontak sosial, komunikasi interaksi, difusi, adaptasi, adopsi, akulturasi maupun asimilasi.
c.       Nilai dipelajari. Nilai diperoleh, dicapai dan dijadikan milik diri melalui proses belajar, yakni sosialisasi yang berlangsung sejak masa kanak-kanak dalam keluarga



d.      Nilai memuaskan manusia dan mengambil bagian dalam usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan sosial. Nilai yang disetujui dan yang telah diterima secara sosial itu menjadi dasar bagi tindakan dan tingkah laku, baik secara pribadi, kelompok maupun masyarakat secara keseluruhan.
5. Nilai merupakan asumsi-asumsi abstrak dimana terdapat konsensus sosial tentang harga relatif dari obyek dalam masyarakat. Nilai-nilai sosial secara konseptual merupakan abstraksi dari unsur-unsur nilai bermacam-macam obyek di dalam masyarakat.
6. Nilai-nilai cenderung berkaitan satu dengan yang lain dan membentuk pola-pola dan sistem nilai dalam masyarakat. Dalam hal ini apabila tidak terjadi keharmonisan jalinan integral dari nilai-nilai akan timbul problema sosial dalam masyarakat.
7. Sistem-sistem nilai beragam bentuknya antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain, sesuai dengan penilian yang diperlihatkan oleh setiap kebudayaan terhadap bentuk-bentuk kegiatan tertentu dalam masyarakat yang bersangkutan. Dengan kata lain, keanekaragaman kebudayaan dengan bentuk dan fungsi yang saling berbeda, menghasilkan sistem nilai yang berbeda pula.
8. Nilai selalu memberikan pilihan dari sistem-sistem nilai yang ada, sesuai dengan tingkatan kepentingannya.
9. Masing-masing nilai dapat mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap orang perorangan dan masyarakat sebagai keseluruhan.
10. Nilai-nilai juga melibatkan emosi dan perasaan.
11. Nilai-nilai dapat mempengaruhi perkembangan pribadi dalam masyarakat secara positif maupun negatif.
         Fungsi nilai sosial
Fungsi sosial antara lain sebagai berikut:
1.      Sebagai faktor pendorong, hal ini berkaitan dengan nilai-nilai yang  berhubungan dengan cita-cita atau harapan.
2.      Sebagai petunjuk arah: cara berpikir, berperasaan, dan bertindak, serta panduan menentukan pilihan, sarana untuk menimbang penilaian masyarakat, penentu dalam memenuhi peran sosial, dan pengumpulan orang dalam suatu kelompok sosial.
3.      Nilai dapat berfungsi sebagai alat pengawas dengan daya tekan dan pengikat tertentu. Nilai mendorong, menuntun, dan kadang-kadang menekan para individu untuk berbuat dan bertindak sesuai dengan nilai yang bersangkutan.Nilai menimbulkan perasaan bersalah dan menyiksa bagi pelanggarnya.
4.      Nilai dapat berfungsi sebagai alat solidaritas di kalangan kelompok atau masyarakat.
5.      Nilai dapat berfungsi sebagai benteng perlindungan atau penjaga stabilitas budaya kelompok atau masyarakat.

2.      Pengertian Moral

      Moral/ Peraturan Moral (moral rules) adalah peraturan menyangkut tingkah laku yang seringkali menjadi kebiasaan sebagai nilai moral. Peraturan moral membimbing kita melewati situasi dimana terjadinya benturan kepentingan.
      Plato (428-354 SM)....tentang moralitas negara. Moralitas hanyalah himpunan peraturan yang dibuat mereka yang berkuasa demi menaklukan yang lemah. Moralitas hanyalah kontrak sosial.
Moralitas dapat dibedakan menjadi :
1.       Moralitas umum yaitu peraturan moral yang mengatur masalah etika sehari-hari : Menepati janji, tidak suka dengki, saling membantu, menghargai orang lain, menghargai milik.
2.       Moralitas kepedulian : menyangkut persepektif keadilan dan kepedulian.

Istilah moral berasal dari kata Latin Mores yang artinya tata cara dalam kehidupan, adat istiadat, atau kebiasaan. Maksud moral adalah sesuai dengan ide-ide yang umum diterima tentang tindakan manusia mana yang baik dan wajar. Moral merupakan standar baik-buruk yang ditentukan bagi individu sebagai anggota social, juga sebagai aspek kepribadian yang diperlukan seseorang dalam kaitannya dengan kehidupan sosial secara harmonis, adil, dan seimbang. Perilaku moral diperlukan demi terwujudnya kehidupan yang damai penuh keteraturan, ketertiban, dan keharmonisan.

Perubahan pokok dalam moralitas selama masa remaja terdiri dari mengganti konsep-konsep moral khusus dengan konsep-konsep moral tentang benar dan salah yang bersifat umum, membangun kode moral berdasarkan pada prinsip-prinsip moral individual, dan mengendalikan perilaku melalui perkembangan hati nurani.

3.      Perbedaan Individu dalam Nilai dan Moral

Sesuatu yang dipandang bernilai dan bermoral serta dinilai positif oleh suatu kelompok masyarakat sosial tertentu belum tentu dinilai positif oleh kelompok masyarakat lain. Sama halnya, sesuatu yang dipandang bernilai dan bermoral serta dinilai positif oleh suatu keluarga tertentu belum tentu dinilai positif oleh keluarga lain. Ada suatu keluarga yang mengharuskan para anggota berpakaian muslimah dan sopan karena cara berpakaian seperti itulah dipandang bernilai dan bermoral. Akan tetapi, ada keluarga lain yang lebih senang dan memandang lebih bernilai jika anggotanya berpakaian modis, trendi, dan mengikuti tren mode yang sedang merak dikalangan selebritis.

Oleh sebab itu, hal yang wajar jika terjadi perbedaan individual dalam suatu keluarga atau kelompok masyarakat tentang sistem nilai, maupun moral yang dianutnya.Perbedaan individual didukung oleh fase, tempo, dan irama perkembangan masing-masing individu.Dalam teori perkembangan pemikiran moral dari Kohlberg juga dikatakan bahwa setiap individu dapat mencapai tingkat perkembangan moral yang paling tinggi, tetapi kecepatan pencapaiannya juga ada perbedaan antara individu satu dengan lainnya meskipun dalam suatu kelompok sosial tertentu.Dengan demikian, sangat dimungkinkan individu yang lahir pada waktu yang relatif bersamaan, sudah lebih tinggi dan lebih maju tingkat pemikirannya.


C.    Pandangan dari nilai masyarakat terhadap individu, keluarga dan masyarakat

Sebagai bagian dari adat istiadat dan wujud ideal dari kebudayaan, sistem nilai budaya seolah-olah berada di luar dan di atas diri para individu yang menjadi warga masyarakat yang bersangkutan.Para individu itu sejak kecil telah diresapi dengan nilai-nilai budaya yang hidup dalam masyarakatnya sehingga konsepsi-konsepsi itu sejak lama telah berakar dalam alam jiwa mereka. Itulah sebabnya nilai-nilai budaya tadi sukar diganti dengan nilai-nilai budaya lain dalam waktu singkat.
Keluarga juga berfungsi sebagai sumber budaya dan nilai budaya.Dikatakan sumber budaya karena keluarga adalah pusat interaksi sosial pertama suami dan isteri kemudian ditambah anak yang lahir dari hubungan suami dan isteri.Dengan demikian, interaksi sosial yang membentuk budaya keluarga adalah interaksi ayah dan ibu, interaksi antara ayah-ibu dan anak mereka.Karena interaksi tersebut berlangsung lama dan terus menerus, maka terbentuklah sistem nilai budaya yang bersifat normatif dalam lingkungan keluarga, yang menjadi pedoman hidup anggota keluarga.Sistem nilai ini akhirnya membudaya.Fungsi keluarga ini disebut juga fungsi sosial budaya.Perkembangan budaya dapat mengakibatkan terjadi perubahan sistem nilai dalam kehidupan keluarga. Karena keluarga itu awal dari kehidupan bermasyrakat, maka perubahan sistem nilai akan terjadi pula dialam lingkungan masyarakat yang lebih luas. Faktor internal yang mempengaruhi kehidupan keluarga terutama berasal dari kelakuan ayah dalam membimbing keluarga. Faktor internal tersebut antara lain :
1. Kemauan kerja keras menghidupi keluarga.
2. Melindungi anggota keluarga.
3. Memberi contoh berbuat baik kepada keluarga dan lingkungan hidupnya.
4. Kemampuan menciptakan norma moral bagi kehidupan keluarga.

Ayah sebagai kepala keluaraga menjadi panutan keluarga. Artinya, apabila terjadi perubahan sistem nilai pada ayah selaku kepala keluarga, akan diikuti pula oleh anggota sekeluarga. Apabila perubahan sistem nilai itu positif dalam arti bermanfaat menuju pada kebaikan dan kesejahteraan hal ini menjadi faktor pendorong ke arah perkembangan budaya yang lebih maju dan sehat. Kehidupan keluarga tersebut dapat menjadi contoh bagi masyarakat luas. Contoh perubahan sistem nilai positif itu antara lain sebagai berikut:
1.      Budaya malas dan pasif berubah menjadi budaya aktif kreatif dan produktif.
2.      Budaya komuniasi kurang terbuka dalam keluarga berubah menjadi budaya kasih sayang, ramah, serta suka memperhatikan dan menghargai pendapat anggota keluarga.
Sebaliknya, apabila perubahan sistem nilai yang dicontohkan oleh ayah selaku kepala keluarga itu negatif (akbiat pengaruh faktor eksternal), artinya merusak tata kehidupan keluarga yang sudah baik, hal ini akan menimbulkan dampak yang merugikan nilai-nilai kehidupan keluarga. Dampak merugikan terseebut dapat berbentuk peniruan mentah-mentah oleh anggota keluarga terhadap kelakuan yang dicontohkan ayah sebagai kepala keluarga, bahkan mungkin akan ditiru juga oleh anggota masyakat di lingkungannya.
         Beberapa contoh perubahan sistem nilai negarif, antara lain adalah:
1.      Peniruan budaya Barat tanpa menghiraukan aspek keburukannya.
2.      Budaya paguyuban berubah menjadi budaya pamrih (komersial).
3.      Kemauan kerja keras yang produktif berubah menjadi suka bersantai dan konsumtif.
4.      Tutur, bahasa halus berubah menjadi kasar dalam pergaulan keluarga.
5.      Pergaulan santun berubah menjadi bebas dan mengabaikan etika.
6.      Busana tertutup berubah menjadi mode terbuka dan merangsang.
         Anggota keluarga atau anggota masyarakat yang lain yang tidak setuju dengan perubahan sistem nilai negatif akan memberikan reaksi dan sikap oposisi. Bentuk-bentuk reaksi dan sikap oposisi itu antara lain tercermin pada keadaan berikut ini:
a.       Pembangkangan, kebencian, ataupun permusuhan dalam keluarga.
b.      Interaksi dan komunikasi dalam keluarga semakin berkurang dan tidak berarti.
c.       Rasa hormat, saling menghargai, dan kasih sayang dalam keluarga makin pudar dan menjadi kurang bermakna.
b.      Keadaan norma kehidupan keluarga mulai kendur dan cenderung dilanggar.
c.       Pergi dari dan datang ke rumah tidak pernah lagi terdengar ucapan salam santun.
         Faktor eksternal dapat mengubah sistem nilai keluarga menuju ke arah perbaikan dan peningkatan kualitas hidup yang lebih baik daripada keadaan sebelumnya (perubahan sistem nilai positif). Faktor eksterenal tersebut antara lain adalah yang berikut ini:
1. Pendidikan, pelatihan dan penyuluhan.
Faktor ini membekali keluarga dengan ilmu pengetahuan dan teknologi serta ketrampilan guna menjadi hidup berkualitas.
2. Kegiatan keagamaan
Faktor ini membekali keluarga dengan iman dan takwa yang menjadi pedoman kehidupan etis dan berguna sebagai pencegah perbuatan mungkar yang merugikan diri sendiri dan keluarga.
3. Pergaulan dan komunikasi
Faktor ini membekali keluarga dengan pengalaman hidup yang bermanfaat bagi perbaikan nasib dan menjadi sumber keberhasilan.
4. Pembauran dalam kelompok masyrakat
Faktor ini membekali keluarga dengan pengalaman sistem nilai yang diperolehnya dari hubungan dan cara hidup masysdrakat setempat.
5. Adaptasi budaya setemopat dan budaya pendatang
Faktor ini membekali keluarga dengan sitem nilai baru yang lebih baik dari keadaan sebelumnya karena perpaduan dan penyesuaian unsur-unsur positif dari kedua budaya yang berlainan.



Tidak ada komentar: