Minggu, 26 Mei 2013

kamuskesehatan (versi sari)


A
Amenorhea : 
Keadaaan tidak terjadinya haid pada seorang wanita. Hal tersebut normal terjadi pada masa sebelum pubertas, kehamilan dan menyusui, dan setelah menopause
Amnion :
Air ketuban.
Amniotomi : 
Pemecahan ketuban secara sengaja.
Anemia :
Suatu keadaan yang menggambarkan kadar hemoglobin atau jumlah eritrosit dalam darah kurang.
Antibodi :
Protein globulin yg terbentuk akibat adanya antigen yang masuk
Antigen :
Benda asing yang masuk yg dapat merangsang antibodi.
Auskultasi : 
Pemeriksaan dengan cara mendengar.contohnya pemeriksaan denyut jantung janin.
B
C
Chadwick sign :
Hipervaskularisasi yang menyebabkan perubahan warna servik, vagina dan vulva yang berwarna kebiruan pada 6-8 minggu.
D
Dismenorhea 
Nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi selama menstruasi.
Dispareunia 
Nyeri pada waktu berhubungan seksual yang disebabkan oleh kelainan organik atau faktor psikologi.
E
Eklamsi : 
Keracunan pada kehamilan.
Episiotomi : 
Merobek atau menggunting antara anus dan vagina “perinium”.
F
G
Galaktorhea :  
Keluarnya air susu ibu spontan dan banyak, diluar masa laktasi, waktu hamil atau tidak hamil.
Gemeli : 
Kembar.
H
Hiperemesis Gravidarum :
Muntah yang terus menerus atau berlebihan pada kehamilan.

Histerektomi 
Pengeluaran isi rahim melalui pembedahan.
Histerosalfingografi : 
Pemeriksaan untuk mengetahui bentuk dari kavum uteri, bentuk dari liang tuba dan kalau ada sumbatan, tempat sumbatan tampak jelas.
Histeroskopi :
Endoskopi untuk memeriksa rongga uterus seperti kanalis servikalis, kavum uteri serta ostium tuba uteri kiri dan kanan.
Hymenoplasty :
Operasi memperbaiki hymen.
I
Inseminasi :
Proses penempatan sperma dalam organ reproduksi wanita dengan tujuan untuk mendapatkan kehamilan.
Inspeksi : 
Pemeriksaan dengan cara melihat. Contohnya memeriksa konjungtiva,pucat atau tidak.
IVA 
Inspeksi visual dengan asam acetat, metode untuk mendeteksi dini kanker leher rahim yang murah meriah menggunakan asam asetat 3-5% dan tergolong sederhana serta memiliki keakuratan 90%.
J

K
Klitorimegali 
Gejala interseksualitas, karena klitoris membesar sehingga menyerupai penis.
Kolforafi 
Tindakan penjahitan liang senggama melalui pembedahan, tindakan mengangkat sebagian besar selaput lendir dinding vagina, kemudian pinggir-pinggir luka operasi ditautkan, dilakukan apabila rahim atau vagina turun.
Kolposkopi 
Pemeriksaan permukaan epitel serviks dan vagina dengan menggunakan alat mikroskop berkekuatan lemah dan cahaya yang sangat terang, alat tersebut dinamakan kolposkop.
Konsepsi :
Pertemuan antara sel sperma dan sel telur yang menandai mulainya awal kehamilan.
L
Laparoskopi 
Suatu instrumen untuk melihat rongga peritoneum.
Leukorhea 
Keputihan. Rabas berbau dan berwarna putih; nama gejala yang diberikan pada cairan yang dikeluarkan dari alat genital yang tidak berupa darah.
Ligasi tuba 
Sterilisasi permanen dengan pembedahan yang memotong dan mengikat atau penyumbatan tuba (saluran telur dari ovarium ke rahim).

M
Mastalgia : 
Rasa nyeri dan pembesaran mamma yang merupakan gejala sebelum tiba.
Menarche :
Menstruasi pertama yang biasa terjadi dalam rentang usia 10 – 16 tahun atau pada masa awal remaja.
Menorrhagia : 
Perdarahan haid yang lebih banyak dari normal (lebih dari 80ml/hari) atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari), kadang disertai dengan bekuan darah sewaktu haid.
Metrorrhagia : 
Suatu perdarahan iregular yang terjadi di antara dua waktu haid dalam waktu yang lebih singkat dengan darah yang dikeluarkan lebih sedikit.
N
O
Oligomenorhea : 
Suatu keadaan dimana siklus haid memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama.
Ooforektomi 
Mengeluarkan indung telur melalui pembedahan atau tindakan menghancurkan indung telur.
Ovulasi 
Proses pecahnya folikel de Graaf disertai suhu basal yang meningkat 0,5OC per rektal dan disertai lendir serviks, terlepasnya sel telur masak dari folikel, biasanya terjadi antara hari ke-9 dengan ke-17 sesudah permulaan haid.
Ovum pick-up 
Panen (pengambilan) folikel yang matang yang diharapkan  terdapat sel telur (ovum) pada folikel tersebut setelah dilakukan proses sebelumnya sehingga dapat diketahui ada atau tidaknya sel telur sesudah dilakukan pengambilan dan pemrosesan dilabarotorium (invitro).
P
Palpasi : 
Pemeriksaan dengan cara meraba.contohnya memeriksa letak kepala dan bokong janin.
Palpasi Abdominal :
Teknik pemeriksaan pada perut ibu bayi untuk menentukan posisi dan letak janin.
Pap’s test : 
Pap’s smear, pemeriksaan sitologik epitel porsio serviks uteri untuk deteksi dini adanya kelainan praganas pada porsio serviks uteri pemeriksaan usapan mulut rahim untuk melihat sel-sel mulut rahim (serviks) di bawah mikroskop.
Patologi :
Ilmu yang mempelajari penyakit, meliputi pengetahuan dan pemahaman dari perubahan fungsi dan struktur pada penyakit, mulai tingkat molekuler sampai pengaruhnya pada setiap individu.
Perinatal :
Masa antara 28 minggu dalam kandungan sampai 77 hari setelah kelahiran yang merupakan masa dalam proses tumbuh kembang anak khususnya kembang otak.
Perkusi : 
Pemeriksaan dengan cara diketuk.
Plasenta previa :
Kondisi ketika sebagian atau seluruh bagian plasenta menempel disegmen bawah uterus.
Polimenorhea 
Siklus haid yang lebih sering (siklus haid yang lebih singkat dari 21 hari) dengan pola yang teratur dan jumlah perdarahan yang relatif sama atau lebih banyak dari biasanya.
Preeklamsia :
Peningkatan tekanan darah yang timbul setelah umur kehamilan 20 minggu di sertai dengan penambahan berat badan ibu yang cepat akibat tubuh membengkak dan pada pemeriksaan lab di jumpai protein di dalam urine.
Q
R
S
Swab vagina 
Pemakaian segumpal kapas untuk mengangkat cairan vagina kemudian diusapkan pada kaca objek untuk diperiksa secara mikroskopis.
T
Tinggi fundus uteri :
Tinggi puncak tertinggi rahim sesuai usia kehamilan.
U
V
Vaginitis : 
Adanya radang pada introitus vagina yang ditandai dengan leukore, rasa gatal, merah dan bengkak.

Vaginoplasty 
Operasi plastik untuk memperbaiki bentuk atau vagina.
W
X
Y
Z

Contoh kasus : DEPRESI



Tuan A adalah seorang bapak berusia pertengahan 30-an. Ia datang berkonsultasi ke psikiater atas anjuran dari salah seorang rekannya. Saat datang untuk pertama kalinya, terlihat bahwa mimik wajahnya murung dan nampak tidak bersemangat.
Ketika dilakukan wawancara dan pemeriksaan psikiatrik, suaranya pelan, gerak-geriknya minimal, dan ia sering menanyakan ulang pertanyaan yang ditanyakan oleh psikiater pemeriksa.
Tuan A menceritakan bahwa ia sudah merasa sedih berkepanjangan di mana hampir tak ada satu haripun ia merasa bahagia selama 1 bulan terakhir dan aktivitasnya terbatas di dalam rumah saja. Satu bulan lalu ternyata ia baru saja di PHK dari pekerjaannya.
Rasa sedihnya disertai dengan penurunan berat badan yang nyata sekitar 3-4 kg karena hilangnya nafsu makan, kehilangan semangat dalam melakukan aktivitas sehari-hari, sulit untuk jatuh tidur atau kalau pun bisa ia mudah sekali terbangun dari tidurnya.
Setelah beberapa saat kemudian, Tuan A bercerita bahwa perasaan sedihnya bertambah parah semenjak dua minggu terakhir, ia menjadi mudah menangis tanpa sebab-sebab yang jelas dan ia merasa pesimis dengan masa depannya serta keluarganya. Akhir-akhir ini, ia berpikir bahwa hidupnya tidak berharga dan lebih baik ia mati saja.
Semenjak di PHK Tuan A juga tidak pernah lagi mencoba mencari pekerjaan baru karena merasa putus asa dengan hidupnya selain itu saat ini dia menjadi menarik diri dari pergaulan padahal dahulu ia dikenal sebagai orang yang aktif dalam kegiatan RT di lingkungannya. Rasa sedihnya menjadi bertambah parah karena Tuan A mulai kebingungan akan pembiayaan hidupnya sehari-hari beserta keluarganya.

FAKTOR PENYEBAB
Hal yang harus diperhatikan pada gangguan depresi seperti ini adalah seringnya kondisi ini disertai dengan ide-ide ataupun percobaan bunuh diri. Rata-rata angka kematian akibat bunuh diri pada pasien dengan gangguan depresi mayor adalah sekitar 15 persen. Gangguan depresi mayor merupakan faktor penyebab pada setidaknya setengah kasus percobaan bunuh diri. Terdapat fakta-fakta yang menyebutkan peningkatan angka bunuh diri terutama pada golongan manula.
Pada seorang penderita depresi, umumnya ditemui gangguan pengaturan sistem hormonal di otak yang dikenal sebagai neurotransmitter. Neurotransmitter yang bermasalah berasal dari kelompok neurotransmitter mono amin yaitu serotonin, dopamin, dan nor epinefrin. Beberapa penyakit klinis juga diketahui dapat memicu munculnya depresi.
Selain itu, umumnya didapatkan adanya riwayat gangguan yang sama dalam keluarga pada pasien penderita depresi. Depresi dapat muncul dengan stresor yang jelas ataupun tidak. Stresor adalah faktor pemicu munculnya gangguan jiwa, umumnya berupa suatu peristiwa yang membekas secara psikologis pada penderita.
Terdapat beberapa faktor yang memperbesar risiko munculnya gangguan depresi mayor pada seseorang, di antaranya berjenis kelamin wanita, kulit putih dan berwarna (orang kulit hitam lebih jarang terkena), wanita yang single atau bercerai.
Usia rata-rata penderita depresi mayor umumnya berkisar antara 20 hingga 50 tahun namun tidak menutup kemungkinan bahwa anak-anak, remaja, dan manula untuk dapat menderita gangguan ini. Pada anak-anak tidak didapati perbedaan yang mencolok antara anak laki-laki dan perempuan yang menderita depresi. Pada manula, keluhan fisik dan gangguan fungsi kognitif lebih menonjol dibandingkan suasana perasaan yang depresif sehingga perlu untuk lebih diwaspadai.

PENJELASAN
Gejala-gejala yang dialami oleh Tuan A di atas merupakan bagian dari gangguan depresi mayor dan contoh kasus di atas merupakan salah satu contoh kasus yang ekstrim. Gangguan ini termasuk dalam kelompok gangguan jiwa dan merupakan salah satu jenis gangguan terkait suasana perasaan dan jenis berduka yang rumit karena sulit untuk menuju ke tahap berikutnya (tahap kedukaan normal) dan masa berkabung seolah tidak kunjung berakhir & mengancam hubungan dengan orang lain.
Depresi yang tidak diterapi dengan benar akan menyebabkan penderitaan serta disabilitas terutama dalam bidang sosial dan pekerjaan. Adanya suatu keadaan mood yang terdepresi baik yang dirasakan sendiri atau yang diamati oleh orang lain dan menghilangnya atau berkurangnya minat dan kesenangan pada hampir semua aktivitas yang dikerjakan.
Kedua kondisi tersebut berlangsung hampir setiap hari selama sekurangnya dua minggu berturut-turut. Kedua kondisi tersebut diikuti dengan sekurangnya 3 dari kondisi berikut yang juga berlangsung selama sekurangnya dua minggu berturut-turut dan nyaris berlangsung tiap hari:
1. Berkurangnya berat badan secara dratis walaupun tidak sedang diet atau bertambahnya berat badan secara signifikan (kenaikan berat badan lebih dari 50% dalam satu bulan) akibat penurunan atau peningkatan nafsu makan.
2. Insomnia atau hipersomnia.
3. Agitasi atau retardasi psikomotor.
4. Merasa lesu atau hilang tenaga.
5. Merasa tidak berharga atau adanya rasa bersalah yang berlebihan atau tidak sesuai dengan kondisinya.
6. Berkurangnya kemampuan untuk berpikir atau berkonsentrasi dan ketidakmampuan untuk memutuskan sesuatu.
7. Adanya pikiran berulang mengenai kematian, atau pikiran berulang mengenai ide-ide bunuh diri tanpa rencana yang spesifik, atau percobaaan bunuh diri, atau rencana bunuh diri yang spesifik.
Gejala-gejala tersebut menyebabkan suatu penderitaan atau gangguan fungsi yang signifikan dalam bidang sosial, pekerjaan, atau bidang lain yang penting dalam fungsi hidup sehari-hari penderita. Gejala yang muncul juga bukan akibat langsung dari penggunaaan zat (obat dalam jangka waktu lama) atau kondisi medis tertentu (hipotiroid). Gejala yang muncul juga bukan reaksi yang muncul akibat suatu reaksi berduka akibat kehilangan orang yang dicintai.





Dapat disimpulkan dari uraian kasus diatas yaitu Tuan A telah melalui :
  1. Fase pengingkaran
Dimana ia syok, tidak percaya, mengingkari kenyataan, murung, tidak bersemangat, suaranya pelan, gerak-geriknya minimal, sedih berkepanjangan disertai dengan penurunan berat badan, hilangnya nafsu makan, insomnia, lesu, tidak tahu harus berbuat apa.
  1. Fase marah
Dimana ia menunjukkan rasa marah yang meningkat dengan diproyeksikan kepada dirinya sendiri, sehingga timbul respon fisik berupa kegelisahan, sulit untuk tidur, serta mudah menangis tanpa sebab.
  1. Fase depresi
Dimana awalnya ia tidak mau bicara, tidak nyambung diajak berbicara, menyatakan putus asa(pesimis), perasaan tidak berharga, adanya pemikiran “lebih baik mati saja” keinginan bunuh diri, tidak pernah lagi mencoba mencari pekerjaan baru, menarik diri dari masyarakat.
Tuan A tidak melewati fase tawar menawar, karena dilihat dari kasusu yang diterangkan, ia tidak mengungkapkan rasa marahnya secara intensif dengan memohon kemurahan Tuhan.

ANJURAN PENANGANAN
Saat ini penatalaksanaan yang dilakukan untuk gangguan depresi mayor meliputi penanganan dengan farmakologi (obat-obatan) dan non farmakologi. Penanganan secara farmakologi dilakukan dengan pemberian obat-obat anti depresan sedangkan penanganan secara non farmokologis meliputi pemberian psikoterapi dan ECT. Hasil terbaik umumnya diperoleh dengan terapi kombinasi antara pemberian obat-obatan dengan psikoterapi.
Penanganan terhadap gangguan depresi mayor yang sukses dapat dicapai dengan follow-up yang baik paska meredanya episode akut dari gangguan ini. Gangguan depresi mayor yang tidak diterapi dengan benar memiliki tingkat kemungkinan kekambuhan yang tinggi, sekitar 50-60% kasus dari episode tunggal bisa mengalami pengulangan di masa depan, sekitar 70% yang sudah mengalami kekambuhan ke-2 kali dapat mengalami kekambuhan lagi bila tidak diterapi, dan sekitar 90% yang sudah mengalami kekambuhan ke-3 kalinya dapat mengalami kekambuhan berikutnya. Dapat kita lihat bahwa kemungkinan kekambuhan semakin meningkat seiring dengan semakin seringnya seseorang mengalami gangguan ini.
Seringkali walaupun gejala-gejala sudah mereda, terapi tetap akan dipertahankan selama sekitar 6 bulan sampai dengan 1 tahun untuk mencegah terjadinya kekambuhan gejala. Kekambuhan gejala dapat dicegah hingga 70-80% dengan terapi yang benar. Oleh sebab itu jika Anda atau keluarga Anda mengalami gejala-gejala gangguan depresi mayor, segeralah berkonsultasi dengan psikiater terdekat untuk mendapatkan penanganan yang tepat secepatnya.

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NORMAL


ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NORMAL
Ny. Y UMUR 25 TAHUN P1 A0 Ah1 DENGAN NYERI LUKA PERINIUM HARI KE 2
Di BPS RIZQA
No. Register                : 01XX
Masuk tgl/jam             : 20 Desember 2011 / 14.00 WIB
Ruang                          : R.Nifas
Oleh                            : Bidan Baiq
SUBYEKTIF

Identitas
                                                      Istri                                    Suami           
Nama                                : Ny. A                                    Tn. R
Umur                                : 25 tahun                                29 tahun
Agama                              : Islam                                     Islam
Pendidikan                       : SMP                                      SMA
Pekerjaan                          : IRT                                        Karyawan
Suku/bangsa                     : Jawa/Indonesia                     Jawa/Indonesia          
Alamat                             : Serangan                               Serangan        
Telp                                  : 085728xxx                            085725xxx

1.      Alasan masuk ruang nifas
Ibu mengatakan ingin memeriksakan keadaannya dan bayinya.
2.      Keluhan Utama
Ibu mengatakan pada luka jahitan terasa nyeri.
3.      Riwayat Perkawinan
Status Perkawinan    :  Perkawinan yang pertama, syah
Menikah sejak umur  : ibu   22 tahun  suami  24 tahun
Lama perkawinan     : 3 tahun
4.      Riwayat Menstruasi
      HPHT                       : 11 Maret 2011
      HPL                          :  18 Desember 2011
              Menarche                  : 14 tahun                   
              Lama Menstruasi      : 7 hari
              Teratur/tidak             : Teratur
              Siklus                        : 28 hari
        Banyaknya                : 3x ganti pembalut pada hari pertama dan 2x ganti    pembalut pada hari kedua
              Keluhan                    : Tidak ada

5.      Riwayat obstetri
P1 A0 .Ah1

6.      Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Persalinan
Nifas
Hamil ke-
lahir
UK
Jenis
Persalinan
Penolong
Tempat
L/P
BB
Lahir
Komplikasi
Laktasi
Komplikasi
1
18/12
/2011
40 mgg
spontan
bidan
BPS
p
3100 gram
Tidak ada
lancar
Tidak ada

7.      Riwayat persalinan ini
       Tanggal persalinan           : 18 Desember 2011, jam 10.00 WIB
       Tempat persalinan            : BPS RIZQY
       Jenis persalinan                : Spontan
       Penolong                          : Bidan
8.      Keadaan Bayi Baru Lahir
       Lahir tanggal        : 18 Desember 2011, jam 10.00 WIB
       BB/PB lahir          : 3100 gram/50cm
       Jenis kelamin        : perempuan
       Pola tidur             : 12 jam/hari
·    Pola nutrisi
Frekuensi menyusu                 : 9 kali/hari
Durasi                                      : 20 menit
Masalah Pada Ibu dan Bayi    : tidak ada
·    Pola eliminasi
BAK               : 7-8 kali/hari
Konsistensi      : cair
Warna              : khas urin
Bau                  : khas urin
BAB                : 3 kali/hari
Konsistensi      : lembek
Warna              : khas feses
Bau                  : khas feses
9.      Riwayat Post partum
Pola kebutuhan sehari-hari
·         Nutrisi
Porsi makan sehari       : 1 porsi habis
Jenis                             : nasi, sayur, lauk, buah
Makanan pantang        : tidak ada makanan pantangan
Pola minum                 : 7-8 gelas/hari
Jenis                             : Air putih, teh, susu
Keluhan                       : Tidak ada
·         Eliminasi
a.    BAK
Frekuensi  : 6-7x/ hari                   Jumlah            : 1200 cc
Warna       :  kuning jernih            Keluhan          :  tidak ada
b.    BAB        
Frekuensi  : 1x/hari                       Jumlah            : -
Warna       :  kuning                      Keluhan          :  tidak ada
·         Istirahat
Tidur siang      : ½-1 jam
Tidur malam    : 5-6 jam          Tidak ada keluhan
·         Pola Aktivitas    
Mobilisasi            : sudah bisa jalan, dan merawat diri dan belajar merawat bayinya
Pekerjaan             : merawat diri dan bayinya masih dibantu keluarga
Olahraga /senam nifas : melakukan senam nifas sesuai dengan yang diajarkan
                                      bidan, yaitu senam kegle setiap pagi
Keluhan               : tidak ada
·         Pengalaman menyusui : ibu mengatakan tidak memiliki pengalaman    menyusui
·         Kebiasaan Menyusui
Posisi                           : tiduran dan duduk
Perawatan Payudara   : membersihkan putting sebelum menyusui
Masalah                       : tidak ada
·         Personal higiene     : mandi 2 kali/hari
                                 gosok gigi 2 kali/hari
    keramas 3 kali/minggu
    ganti pakaian dalam 2  kali/hari
    ganti pakaian luar 2 kali/hari

·         Pola seksual         : Selama nifas ibu belum melakukan hubungan seksual dengan suamiKeluhan : tidak ada
10.  Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi jenis apapun
11.  Riwayat Kesehatan
-    Ibu mengatakan tidak sedang atau pernah menderita penyakit sistemik seperti hipertensi, asma, diabetes militus, TBC, dan HIV
-    Ibu mengatakan bahwa keluarganya tidak sedang atau pernah menderita penyakit sistemik seperti hipertensi, asma, diabetes militus, TBC, dan HIV
-    Ibu mengatakan bahwa tidak memiliki keturunan kembar


12.  Riwayat Psikososial Spiritual
·        ibu mengatakan suami dan keluarganya selalu  mendukung dia untuk merawat bayinya dan hubungannya baik.
·        Ibu mengatakan ia dan keluarganya mengerti tentang keadan masa nifas
·        Ibu mengatakan Pengambil keputusan di keluarga adalah suami dan ia
·        Ibu mengatakan taat  beribadah dan sering mengikuti pengajian           
·        Ibu mengatakan tinggal bersama suami
·        Ibu mengatakan tidak memiliki hewan piaraan di rumah
13.  Kebiasaan yang menggaggu kesehatan
Ibu mengatakan tidak memiliki kebiasaan merokok, minum minuman beralkohol, dan tidak ada pantangan makanan apapun.
OBYEKTIF
1.      Pemeriksaan Fisik
A.    Pemeriksaan Fisik Ibu
a.         Keadaan umum           :  baik                          Kesadaran  : compos mentis
b.        Status emosional         : stabil
c.         Tanda vital                  :
                   Tekanan darah             : 120/80 mmHg
                   Nadi                            : 85 x per menit
                   Pernafasan                   : 22x per menit
                   Suhu                            : 36,80C
d.         Antropometri 
 BB      : 65 kg             PB       : 160 cm
LILA   : 27 cm
e.         Pemeriksaan Kepala dan Leher
Rambut            : Rambut Bersih, tidak ada ketombe
Wajah              : Tidak ada oedema dan tidak ada cloasma gravidarum
Mata                : konjungtiva merah muda, sklera putih 
Mulut               : bersih, tidak berbau, tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi.
Leher               : tidak ada pembesaran tyroid, kelenjar limfe, dan vena jugularis.
Telinga : Bersih, tidak ada serumen
e.    Pemeriksaan Payudara
Bentuk             : simetris
Puting susu      : menonjol
Areola              : hiperpigmentasi, bersih
ASI                  : lancar, tidak ditemukan bendungan ASI
f.     Abdomen                   
Pembesaran                 : normal, TFU 2  jari di bawah pusat
Benjolan                      : tidak ada
Bekas luka                   : tidak ada
g.    Ekstremitas
Oedem             : tidak ada oedema
Varices            : tidak ada varises
Reflek patella  : kiri (+), kanan (+)
Kuku               : bersih dan pendek, jika ditekan berwarna merah muda

h.    Genetalia
Varices                            : tidak ada v
Oedem                             : tidak ada
Bekas luka                       : Bekas luka episiotomi dijahit dengan teknik jahitan jelujur secara mediolateral. Keadaan jahitan bagus,  sedikit bengkak, ada tanda infeksi.
Pengeluaran pervaginam : Lokhea rubra
i.     Anus
Tidak ada hemoroid.
B.     Pemeriksaan Fisik Bayi
a)      Keadaan umum           : baik                           Kesadaran       : compo smetis
b)      Tanda Vital
Suhu                : 36,60C
Pernafasan       : 46 kali/menit
Nadi                : 144 kali/menit

c)      Antropometri
BB       : 3100 gram                             LK       : 33 cm
PB       : 50 cm                                                LILA   : 10,5 cm
LD       : 33 cm
d)     Kepala             : simetris, ukuran normal, tidak ada benjolan abnormal
e)      Ubun-ubun      : datar, tidak cekung
f)       Wajah              : tidak pucat, tidak kuning, dan tidak ada bekas luka
g)      Mata                : simetris, konjungtiva merah muda, sclera tidak ikterik
h)      Hidung            : simetris, bersih, tidak ada polif
i)        Mulut              : bersih, tidak pucat, tidak ada trush
j)        Leher               : tidak ada pembengkakan kelenjar tirod, limfe dan tidak ada pelebaran 
                          vena jugularis.
k)      Dada               : simetris, tidak ada wheezing
l)        Abdomen        : saat bayi tenang perut teraba lembek, tidak ada benjolan dan bekas luka
m)    Tali Pusat        : bersih, tidak ada tanda-tanda infeksi
n)      Genitalia          : labia mayora menutupi labia minora, lubang uretra positif, vagina  
                                berlubang.
o)      Ekstermitas     : simetris, gerakan aktif, jumlah jari lengkap
p)      Reflek


k.  Pemeriksaan Penunjang
tidak dilakukan pemeriksaan penunjang.

i.        Riwayat persalinan terakhir

KALA
LAMA
TINDAKAN
PERDARAHAN
KET
I
II
III
IV
8 jam
1 jam
15 menit
2 jam
-
Episiotom
-
Penjahitan laserasi derajat 2 teknik jelujur secara mediolateral dengan benang cutgut
20cc
100cc
100cc
100cc
normal
normal
normal
normal
Jumlah
11 jam 15 menit
320cc




ASSESMENT
Ny. “Y” umur 25 tahun P1 A0 Ah1 dalam masa nifas hari ke 2 normal dengan nyeri luka pada jahitan perineum.

PLANNING
Tanggal/jam     : 20 Desember 2011 / 14.15 WIB

1.    Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan ibu dan bayi dalam keadaan normal
  Evaluasi   : Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan bidan dan merasa senang dan lega
2.    Bidan menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan genetalia dan menganjurkan pada ibu untuk membersihkan alat genetalia dengan sabun sesudah BAK ataupun BAB dari arah atas menuju anus
     Evaluasi      : Ibu mengerti penjelasan bidan dan mampu mengulang penjelasan bidan serta  ibu mengatakan akan berusaha melaksanakan anjuran tersebut
3.    Bidan menjelaskan dan menganjurkan tentang perawatan perinium pasca penjahitan episiotomi yaitu dengan  mengoles bekas jahitan dengan menggunakan kasa yang diberi betadin setelah genetalia dibasuh dengan air sabun
     Evaluasi      : Ibu mengerti penjelasan bidan dan berusaha untuk melakukan anjurannya
                        Ibu mengerti dengan anjuran yang diberikan
4.  Bidan menganjurkan pada ibu untuk tidak melakukan hubungan seksual terlebih dahulu selama masa nifas dan menjelaskan faktor resikonya
     Evaluasi      : Ibu mengerti penjelasan bidan dan bersedia untuk tidak melakukan hubungan seksual dengan suaminya selama masa nifas
5. Memberi tahu ibu cara untuk merawat tali pusat dengan kasa yang diberi air hangat
     Evaluasi      :Ibu mengerti dengan anjuran yang diberikan dan berusaha akan melakukannya dirumah
6. Menjelaskan  pada ibu untuk tetap mempertahankan pemenuhan pola nutrisi yang sudah baik dilakukan dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang yaitu  karbohidrat (nasi, kentang,roti), protein (tahu, tempe, daging, ikan, telur), vitamin (sayur dan buah). Dan memperbanyak konsumsi makanan yang mengandung protein untuk mempercepat penyembuhan luka episiotomi
Evaluasi : Ibu bersedia untuk melakukan pola pemenuhan nutrisi yang sehat dan seimbang terutama konsumsi protein